MEMUSNAHKAN KEBUDAYAAN | TUJUAN TERAKHIR DARI PAHAM KOMUNIS (13)
Apa itu paham komunis? Apa tujuan terakhirnya? Mengapa bisa muncul partai komunis Tiongkok? Esensi dari ideologi komunisme ini apa? Mengapa Kebudayaan Tiongkok harus dimusnahkan? Apa dampaknya bagi Tiongkok? Serial Tujuan Terakhir dari Paham Komunis ini akan menjawab semua pertanyaan kita.
Video Tujuan Akhir Komunis:
BAGIAN 1: https://youtu.be/B6vt3L2HWec
BAGIAN 2: https://youtu.be/al8pLQysVdU
BAGIAN 3: https://youtu.be/ifaMAsllRy4
BAGIAN 4: https://youtu.be/CdZyPT4rIOo
BAGIAN 5: https://youtu.be/Of9xtugNTBw
BAGIAN 6: https://youtu.be/6AYWeuwHGWU
BAGIAN 7: https://youtu.be/AoqXIT1q4ZY
BAGIAN 8: https://youtu.be/gIltnmiJ6pk
BAGIAN 9: https://youtu.be/8ddgvwIDHNI
BAGIAN 10: https://youtu.be/H63M_hIt8mI
BAGIAN 11: https://youtu.be/rHbyC2U_TzU
BAGIAN 12: https://youtu.be/ubqKw43x2iU
BAGIAN 13: https://youtu.be/GCHlWuehSD4
BAGIAN 14: https://youtu.be/LfSehh_Hkeo
BAGIAN 15: https://youtu.be/0n4OD8ZEBjI
BAGIAN 16: https://youtu.be/IYZX3G0_VxM
BAGIAN 17: https://youtu.be/PhoH4qBWbnE
BAGIAN 18: https://youtu.be/_NCLLrF7xmU
BAGIAN 19: https://youtu.be/qw7LeQrqk1A
BAGIAN 20: https://youtu.be/2TkXmAXD0vE
BAGIAN 21: https://youtu.be/BLIuVMPSYDc
Memusnahkan Kebudayaan
Dari menggunakan kekerasan untuk membantai kelas elit; menghancurkan lingkungan spirit dan materi yang menjadi pegangan hidup umat manusia; sampai memusnahkan Kebudayaan Tradisional yang menjadi pembimbing perilaku manusia; semuanya merupakan pengaturan roh jahat komunis yang terencana dan terukur untuk memusnahkan umat manusia.
a. Menghancurkan Media Substansi
Setelah Revolusi Besar Kebudayaan dimulai, api kejahatan “Hancurkan Empat Kuno” telah membakar habis bumi bangsa Tionghoa. Biara, kuil Tao, patung Buddha, dan situs bersejarah; lukisan kaligrafi, barang antik, semuanya dihancurkan tanpa sisa.
‘Paviliun Anggrek’ dalam karya Wang Xizhi “Lantingji Xu” yang berumur ribuan tahun, bukan saja dihancurkan, bahkan makam Wang Xizhi sendiri juga tidak luput dari kehancuran. Bekas tempat tinggal Wu Cheng’en (penulis Perjalanan ke Barat) di provinsi Jiangsu dirusak, bekas tempat tinggal Wu Jingzi (penulis Rulin Waishi) di provinsi Anhui dirusak, prasasti “Zuiwengting Ji” yang ditulis sendiri oleh Su Dongpo dirobohkan oleh para “Jenderal Cilik Revolusi”, tulisan di atas prasasti dirusak……Semua intisari kebudayaan bangsa Tionghoa ini merupakan hasil warisan ribuan tahun, begitu dihancurkan tidak akan bisa dikembalikan ke semula lagi.
Kota Beijing dibangun pada zaman Dinasti Yuan Agung, Pendiri Dinasti Yuan, Kubilai Khan menyuruh perdana menteri Liu Bingzhong mengatur tata letak Istana Langit, agar dibangun dengan mengadopsi bentuk diagram Qian Kun. Seluruh kota Beijing merupakan serapan dari pemikiran dan kebudayaan Konfusius - Tao - Buddha, penamaan gerbang kota dari Dadu-Beijing dan aula kuil Buddha, banyak yang menyerupai diagram Qian Kun dalam kitab Zhouyi [I Ching]. Semua kuil, biara, aula kuil, dirancang dan dibangun dengan mengikuti perubahan fenomena langit.
Gaya rumah Siheyuan yang terkenal di Beijing, halaman besar dikelilingi halaman kecil, tidak saja unik, tetapi juga berisikan struktur Qian Kun di dalamnya. Ada beberapa bangunan utama, megah bagaikan aula kuil. ‘Lorong Berkelok dan Tersembunyi’ adalah deskripsi terbaik untuk gang-gang di Beijing. Setelah melewati jalan setapak dan memasuki Siheyuan, seketika terpapar panorama indah, bagaikan sebuah pemandangan di dunia lain. Bangunan manusia tak ternilai yang dibangun demikian cermat ini, dengan ditopang kepercayaan dari hati orang-orang terhadap Tuhan di atas Langit, juga prinsip tradisional ‘hidup berasimilasi dengan Langit’, semuanya lebur menjadi satu kesatuan dengan lingkungan dan bangunan sekitarnya, ini sungguh merupakan mahakarya dunia. Akan tetapi, mayoritas Siheyuan telah dihancurkan dalam gerakan ‘Hancurkan Empat Kuno’ dan apa yang disebut ‘kemajuan pembangunan’ di kemudian hari.
Sebelum Revolusi Besar Kebudayaan, Beijing masih memiliki 500 kuil, aula kuil, dan biara kuno. Setelah ‘Hancurkan Empat Kuno’ saat Revolusi Kebudayaan, hampir seluruhnya hancur. Semua ini, bukan hanya menghancurkan tempat berdoa dan bertapa para penganut kepercayaan; bangunan kuno budaya ‘hidup berasimilasi dengan Langit’; namun lebih parah lagi, iman kepercayaan dalam hati manusia, dan pikiran lurus ‘hidup berasimilasi dengan Langit’ juga ikut hancur karenanya. Orang-orang mungkin tidak setuju dengan pendapat ini, merasa ini tidak ada sangkut pautnya dengan saya.
Leave a Comment