SEKUAT TENAGA CUCI OTAK, MEMUTAR-BALIK BAIK DAN JAHAT | TUJUAN AKHIR DARI PAHAM KOMUNIS (17)
Apa itu paham komunis? Apa tujuan terakhirnya? Mengapa bisa muncul partai komunis China? Esensi dari ideologi komunisme ini apa? Mengapa Partai Komunis Sekuat Tenaga Cuci Otak Rakyatnya? Setelah Memutar-balik Baik dan Jahat, apa yang terjadi? Serial Tujuan Terakhir dari Paham Komunis ini akan menjawab semua pertanyaan kita.
Video Tujuan Akhir Paham Komunis:
BAGIAN 1: https://youtu.be/B6vt3L2HWec
BAGIAN 2: https://youtu.be/al8pLQysVdU
BAGIAN 3: https://youtu.be/ifaMAsllRy4
BAGIAN 4: https://youtu.be/CdZyPT4rIOo
BAGIAN 5: https://youtu.be/Of9xtugNTBw
BAGIAN 6: https://youtu.be/6AYWeuwHGWU
BAGIAN 7: https://youtu.be/AoqXIT1q4ZY
BAGIAN 8: https://youtu.be/gIltnmiJ6pk
BAGIAN 9: https://youtu.be/8ddgvwIDHNI
BAGIAN 10: https://youtu.be/H63M_hIt8mI
BAGIAN 11: https://youtu.be/rHbyC2U_TzU
BAGIAN 12: https://youtu.be/ubqKw43x2iU
BAGIAN 13: https://youtu.be/GCHlWuehSD4
BAGIAN 14: https://youtu.be/LfSehh_Hkeo
BAGIAN 15: https://youtu.be/0n4OD8ZEBjI
BAGIAN 16: https://youtu.be/IYZX3G0_VxM
BAGIAN 17: https://youtu.be/PhoH4qBWbnE
BAGIAN 18: https://youtu.be/_NCLLrF7xmU
BAGIAN 19: https://youtu.be/qw7LeQrqk1A
BAGIAN 20: https://youtu.be/2TkXmAXD0vE
BAGIAN 21: https://youtu.be/BLIuVMPSYDc
2. Sekuat Tenaga Cuci Otak, Memutar-balik Baik dan Jahat
Partai komunis menyebut cuci otak sebagai “Reformasi Ideologi”. Reformasi Ideologi semacam ini harus disertai dengan cara paksa, agar manusia tidak bisa berinisiatif melarikan diri; di sisi lain juga menggunakan berbagai macam penyiksaan mental yang brutal, memaksa orang-orang agar menyerah. Bagi rezim kekuasaan PKT, berbagai macam metode cuci otak ini adalah agar manusia setuju menerima ‘Ateisme’ dan ‘Filosofi Pertarungan’ yang menjadi inti dari sistem nilai dan ideologis paham komunis, yang juga disebut-sebut sebagai “Pandangan Dunia Kaum Proletar [Proletarian World-Outlook]”, padahal esensinya adalah roh jahat sedang mendorong semua individu ke arah keruntuhan jiwa, secara sistematis merusak warisan turun-temurun orang Tiongkok, yaitu konsep nilai tradisional.
a. Memalsukan “Mandat Langit” dengan “Revolusi”
Orang Tiongkok secara tradisional menggunakan “Mandat Langit” untuk mengukur legitimasi dari sebuah kekuasaan. Ketika Kaisar kehilangan moralitas [De], tidak menghormati Langit & Leluhur, tidak lagi memimpin dengan moral [De], tidak memerintah dengan kasih, maka Mandat Langit akan berubah, dan terjadi pergantian Dinasti.
Diukur dengan pemikiran “Mandat Langit” ini, PKT justru sedang menentang Langit -------- karena tidak menghormati Langit & Leluhur, tidak memerintah dengan kasih, dan tidak sah kekuasaan politiknya. Bila PKT ingin merebut kekuasaan, ingin memamerkan legitimasi dari perebutan kekuasaannya, maka harus menghapus pemikiran tradisional dari dalam hati manusia, menanamkan ‘Ateisme’ dan ‘Filosofi Pertarungan’, agar teori Karl Marx yang tampak indah itu, yakni 5 tahap teori perkembangan masyarakat, berubah menjadi prinsip sejati, dan sejarah Tiongkok secara paksa terbungkus olehnya.
b. Menetapkan Moralitas dengan Menganggap Kejahatan sebagai “Kebaikan”
Moralitas berasal dari Tuhan. Tuhan tidak akan berubah selamanya, standar moralitas juga tidak akan berubah selamanya. Standar moralitas selamanya tidak layak ditetapkan oleh manusia, juga tidak akan berubah menyesuaikan diri dengan kekuasaan manusia. Ketika PKT menetapkan moralitas, berarti sedang merebut posisi Tuhan; justru karena PKT menetapkan moralitas, maka segala perbuatan buruk yang dilakukan oleh PKT sendiri dapat dianggap sebagai “moralitas”, dengan demikian barulah berani mengklaim dirinya “Selamanya Benar”. Lagi pula standar moralitas yang ditetapkan oleh PKT boleh berubah setiap saat sesuai dengan keperluan partai.
c. Membunuh Tanpa Bercak Darah dengan Reformasi Ideologi
Pada era 1950 an, PKT meluncurkan serangkaian gerakan yang disebut “Reformasi Ideologi”: seperti gerakan mengkritik “Kisah Hidup Wu Xun [Life of Wu Xun]”, gerakan reformasi pemikiran, mengkritik Liang Shuming, mengkritik Yu Pingbo dan Hu Shih, “Anti Hu Feng”, “Anti Kanan” dan lainnya.
d. Tatanan Manusia Hancur Berantakan, Seluruh Populasi dalam Bencana
Selama periode Revolusi Kebudayaan, pembantaian dengan kekerasan yang demikian tragis, di masa damai malah menghasilkan tumpukan mayat jutaan manusia, darah mengalir sepanjang jalan. Namun jiwa yang dibantai secara tidak langsung selama Revolusi Kebudayaan jauh lebih banyak. Bencana yang demikian besar, bahkan melampaui pembantaian besar-besaran yang dilakukan Stalin.
Leave a Comment