Sep 14, 2023
3 mins read
106 views
3 mins read

Apa yang Harus Dilakukan terhadap Jenazah Orang yang Meninggal dalam Perjalanan Ruang Angkasa?

Apa yang Harus Dilakukan terhadap Jenazah Orang yang Meninggal dalam Perjalanan Ruang Angkasa?

Kelahiran, usia tua, penyakit, dan kematian merupakan tahap-tahap kehidupan yang tidak bisa dihindari, dan semuanya juga merupakan bagian dari kehidupan. Orang-orang kini dapat menangani jenazah orang yang mereka cintai melalui penguburan, kremasi, penguburan di pohon, dan pelarungan di laut. Jadi, dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, ketika manusia mengunjungi Bulan atau menjelajah Mars, apa yang akan terjadi pada jenazahnya jika ada yang meninggal dalam penerbangan atau di tempat tujuan?

Kemajuan teknologi telah membuat perjalanan ruang angkasa menjadi kenyataan dan bukan sekadar mimpi belaka. Miliarder Jepang, Yusaku Maezawa secara terbuka mencari delapan mitra untuk melakukan perjalanan mengelilingi Bulan pada 2021. Bersama-sama, mereka akan menggunakan roket antarbintang yang diluncurkan oleh perusahaan teknologi eksplorasi ruang angkasa AS, SpaceX, dan mulai mengorbit Bulan.

NASA juga sebelumnya telah mengumumkan bahwa mereka akan mengirim astronot kembali ke Bulan pada 2025 dan mengirim astronot ke Mars untuk melakukan misi eksplorasi pada 2030-an.

Ketika perjalanan ruang angkasa menjadi lebih umum, kemungkinan akan ada orang meninggal dalam perjalanan akan meningkat. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apa yang terjadi pada jenazah manusia ketika mereka meninggal di ruang angkasa?

Emmanuel Urquieta, seorang profesor kedokteran ruang angkasa dan pengobatan darurat di Baylor College of Medicine di Amerika Serikat, menulis di situs The Conversation bahwa tidak ada keraguan bahwa perjalanan ruang angkasa memiliki sejumlah risiko. Selama 60 tahun terakhir, 20 astronot tewas dalam misi ruang angkasa, termasuk kecelakaan pesawat ulang-alik Challenger pada 1986.

Sebagai dokter ruang angkasa, Urquieta dan timnya di Translational Research Institute for Space Health berkomitmen untuk memastikan kesehatan mereka yang melakukan perjalanan di ruang angkasa.

Namun bagaimana jika seseorang meninggal dunia? Jika itu misi orbit rendah Bumi, seperti di Stasiun Ruang Angkasa Internasional, jenazah orang yang meninggal dapat dikembalikan ke Bumi dalam beberapa jam, menurut Urquieta.

Seandainya hal itu terjadi di Bulan, jenazah orang yang meninggal akan dikembalikan ke Bumi dalam beberapa hari. NASA telah mengembangkan peraturan rinci untuk peristiwa semacam itu.

Karena para astronot yang melakukan misi tersebut kembali ke Bumi dengan cepat, pelestarian jenazah tidak menjadi masalah besar. Prioritas utama NASA adalah memastikan astronot lain yang masih hidup dapat kembali ke Bumi dengan selamat.

Namun, jika ini adalah misi ke Mars, segalanya akan menjadi sedikit lebih rumit. Ketika seseorang meninggal, ia tidak akan langsung dikirim kembali ke Bumi, melainkan akan disimpan dalam wadah khusus atau kantong jenazah dengan suhu dan kelembapan yang konstan, dan tidak akan dikirim kembali ke Bumi hingga misinya selesai beberapa tahun kemudian.


ET800-A4-Apa yang Harus Dilakukan terhadap Sisa-Sisa Jasad Orang yang Meninggal dalam Perjalanan Ruang Angkasa-2.jpgIlustrasi misi astronot di Mars. (NASA)


Adapun kremasi atau penguburan? Misalkan seseorang meninggal setelah mendarat di Mars, menurut Urquita, kremasi jenazah orang ini bukanlah suatu pilihan karena akan menghabiskan banyak energi yang dibutuhkan orang lain untuk melanjutkan misinya. Penguburan juga bukan suatu pilihan, karena bakteri dan organisme asing di dalam sisa-sisa jenazah tersebut akan mencemari permukaan Mars.

Cara orang-orang yang melakukan perjalanan udara besar dalam menghadapi kematian, menurut Urquita, tidak hanya dengan penanganan jenazah. Membantu keluarga orang yang meninggal di Bumi sama pentingnya de-ngan menangani jenazahnya.