Suatu ketika di sebuah kerajaan, Ratu memiliki satu kalung berlian yang sangat indah, namun suatu hari, kalung itu hilang.
Semua orang di kerajaan mencoba mencarinya tapi tidak dapat menemukannya.
Akhirnya hal ini sampai ke telinga Raja, dan kemudian Raja mengadakan sayembara, mengumumkan, bahwa siapa pun yang menemukan kalung tersebut akan diberi hadiah 1 milyar rupiah.
Segera, seluruh rakyat di kerajaan tahu tentang sayembara yang diadakan.
Suatu hari seorang pria berjalan pulang di sepanjang sungai. Sungai itu terlalu kotor, tercemar dan bau. Saat pria tersebut lewat, dia melihat kilauan di sungai.
Setelah mengamati dengan teliti, dia melihat bahwa itu adalah sebuah kalung berlian.
Melihat kalung berlian di sungai tersebut, pria ini ingat pada hadiah yang diumumkan oleh Raja. Jadi, dia memutuskan untuk mencoba mengambil kalung itu untuk mendapatkan hadiah.
Sekarang, untuk mencapai kalung tersebut, dia memasukkan tangannya ke sungai yang kotor itu.
Awalnya dia ragu karena sungai tercemar itu terlalu kotor dan bau, namun bayangan uang 1 milyar segera memenuhi benaknya, dan itu membuatnya yakin untuk terus berupaya meraih kalung tersebut.
Dia memasukkan tangannya ke sungai dan mencoba meraih kalung itu, tapi tetap tidak bisa menangkapnya.
Setelah beberapa waktu gagal meraih, dia mengeluarkan tangannya dari sungai untuk memeriksa apakah kalung itu masih ada atau tidak, dan ternyata kalung itu masih ada.
Setelah beberapa waktu, akhirnya dia menyerah, hari itu dia pulang ke rumahnya dengan tangan yang kotor dan bau.
Keesokan harinya, ketika melewati sungai yang sama, pria ini melihat bahwa kalung tersebut masih ada. Dia bertekad untuk dapat mengambilnya hari ini.
Maka kali ini, dia turun ke sungai, dan mengotori celananya juga, untuk meraih kalung yang ada di sana.
Namun anehnya, bahkan setelah turun ke sungai pun, dia tetap tidak mampu mengambil kalung yang ada di sana.
Setelah cukup lama, akhirnya dia menyerah.
Dia memutuskan untuk pulang dengan tangan dan kaki yang kotor.
Saat itu, ada seorang pertapa yang lewat.
Pertapa ini heran, kenapa orang ini begitu kotor, jadi dia bertanya kepada pria tersebut tentang apa yang telah terjadi.
Pria ini ragu untuk menjelaskan keadaan yang sebenarnya, dia khawatir bahwa jika pertapa ini tahu perihal kalung berlian yang hilang serta hadiah uang yang sangat besar dari Raja, maka pertapa ini akan berupaya mengambil kalung di sungai itu untuk dirinya sendiri, jadi dia hanya berkata bahwa dia tidak sengaja terpeleset dan jatuh ke sungai yang kotor.
Di rumah, pria ini terus gelisah, dia khawatir kalau-kalau pertapa yang ia temui, akan melihat kalung berlian di sungai, dan akan mengambilnya untuk dirinya sendiri.
Maka dia memutuskan bahwa besok dia akan melakukan upaya maksimal untuk mengambil kalung di sungai itu.
Keesokan harinya dia kembali, dan melihat bahwa kalung berlian itu masih ada di sana. Dengan tekad yang bulat, dia pun melompat turun dan berenang di sungai yang sangat kotor dan bau tersebut, berusaha untuk mengambil kalung berlian di sana.
Setelah berupaya cukup lama, dia masih gagal untuk mendapatkan kalung itu, dan akhirnya dia menyerah.
Saat dia naik ke atas sungai dan akan berjalan pulang, pertapa yang dia temui kemarin lewat.
Pertapa itu kembali bertanya tentang apa yang terjadi.
Merasa sudah menyerah, kali ini pria tersebut menceritakan semuanya kepada si Pertapa.
Pertapa itu lalu mengatakan kepadanya, bahwa mungkin ia harus mencoba untuk melihat ke atas, ke arah cabang-cabang pohon, alih-alih ke sungai.
Pria tersebut melihat ke atas dan terkejut, dia melihat kalung itu tergantung di cabang pohon.
Ternyata, yang selama ini dia lihat hanyalah pantulan dari kalung yang sebenarnya.
Maka segera saja, dia memanjat pohon dan mengambil kalung berlian yang tergantung di sana.
Setelah mendapatkan kalung itu, pria ini berkata pada Pertapa, bahwa nanti setelah mendapatkan uang, dia akan membagi sebagian uang tersebut untuk si Pertapa.
Di luar dugaan, si Pertapa menolak, dan mengatakan bahwa dirinya telah memiliki cukup materi di dunia ini, dan tidak mengharapkan apapun lagi.
Kebahagiaan Material sama seperti kalung berlian yang ada di sungai yang tercemar itu, karena apa yang ada di sungai itu, hanyalah pantulan dari Kebahagiaan Sejati yang terletak di dunia Spiritual, di tempat yang lebih tinggi.