Dec 22, 2023
2 mins read
106views
2 mins read

Mardigu Wowiek: Secara Ekonomi Kita Bergantung pada Tiongkok

Belakangan ini Mardigu Wowiek Pransantyo dikenal publik sebagai konten creator dan influencer yang banyak bicara tentang situasi geopolitik dan geoekonomi global, juga sangat kritis terhadap kebijakan luar negeri Indonesia. Pengusaha sekaligus trainer ini pun memiliki jutaan pengikut di media sosial YouTube.

Dalam forum Komunitas Kebijakan Luar Negeri Indonesia di Jakarta awal Desember lalu, pria yang akrab dipanggil "Bossman Sontoloyo" ini bersama narasumber lain mengupas isu tentang "Mengidentifikasi dan Merespon Bentuk Baru Intervensi dalam Urusan Internasional".

Mardigu menilai lemahnya kebijakan politik luar negeri selama pemerintahan Presiden Joko Widodo yang sangat bergantung pada dua negara adidaya. Untuk itu, menurutnya, bangsa Indonesia perlu taklukan Tiongkok dan Amerika Serikat.

"Secara bernegara, kita memang perlu bersahabat dengan negara manapun. Kita tahu, secara ekonomi kita masih bergantung pada Tiongkok, secara power kita masih bergantung pada Amerika. Dan, ke depan, selama beberapa tahun masa reformasi ini, kita tidak equal, tidak setara. Maksudnya tidak setara itu adalah, kita malah yang tidak diuntungkan, yang diuntungkan malah mereka. Ke depan kita harus punya kekuatan tawar, kita punya kekuatan tekan, dengan alat tekan dan alat tawar kita mau sejajar, kalau mau kita untung. Gitu yah. Kebijakan ke depan ini kalau perlu beat them baru joy, jadi kalahin aja Tiongkok, kalahin aja Amerika. Jadi lebih agresif tapi caranya elegan, jadi tidak melalui perang, tapi kita antiperang, jadi postur kita lebih, bukan kayak ngarep atau tangan dibawah, tapi kita sejajar, kira-kira begitu," jelas Mardigu Wowiek Pransantyo kepada penulis.

Dengan realitas tersebut, Mardigu menyarankan agar politik luar negeri pemerintah kita ke depan tidak lagi meneruskan kebijakan pemerintah sebelumnya. Apalagi dalam menghadapi China.

Lebih lanjut, Mardigu memaklumi kebijakan luar negeri pemerintah Jokowi yang sudah berjalan. Namun saat ini menurutnya Indonesia memiliki senjata tawar yang cukup ampuh.

"Yang sudah ya udah, ke depan kita harus sejajar, Banyak sekali mineral-mineral kita yang dibutuhkan oleh Tiongkok. Nah itu adalah senjata tawar kita. Tiongkok memerlukan itu. Tiongkok adalah pengimpor mineral, karena dia adalah manufactur pabriknya dunia. Kita adalah bahan bakunya dunia. Saya pikir kita punya kekuatan sejajar, Jangan mentang-mentang dia punya tehnologi, kita punya barang. Tehnologi lebih tinggi, gak ada. Tanpa barang kan, tenologinya juga gak jalan kan," ujar pengusaha berbagai bidang ini.

ADIL News