Nov 30, 2023
2 mins read
11views
2 mins read

Kemampuan China Sebagai Juru Damai Konflik Hamas-Israel Diragukan

China berusaha menarik simpatik negara-negara Islam dengan menawarkan diri sebagai juru damai dalam konflik bersenjata antara Hamas-Istael. Presiden China Xi Jinping telah mengajukan tiga proposal terkait isu Palestina-Israel dan mendesak gencatan senjata. Terakhir Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengajak Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi bersama utusan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Liga Arab bertemu dengannya  di Beijing pada 20 November 2023 lalu, dalam rangka mencari solusi konflik.  

Namun banyak analis yang meragukan upaya perdamaian yang ditawarkan Xi Jinping. Dalam suatu acara di Jakarta pada 21 November lalu, Direktur Studi China-Indonesia Celios, M. Zulfikar Rakhmat mengemukakan alasannya.  

"Sebenarnya China di Timur Tengah sudah berjalan lama. Pada. 2013 China juga pernah menyampaikan proposal perdamaian antara Palestina-Israel. Dan yg sekarang sebenarnya proposal ya sama saja. Tidak jauh berbeda. China, bagi negara-negara Timur Tengah terutama dalam isu keamanan blom dilihat sebagai partner yang alternatif, mereka masih melihat Amerika sebagai aktor yang penting, sehingga saya tidak melihat China bisa berperan penting di dalam konflik Israel- Palestina. Hanya saja ada karakter-karakter yang mana negara-negara Arab melihat China sebagai potensi," jelas Zulfikar Rakhmat.    

China sendiri menurut Zulfikar Rakhmat punya kepentingan pragmatis di kawasan Timur Tengah, sehingga dia berusaha untuk berperan besar dalam perdamaian Palestina-Israel itu. "Kepentingannya lebih pragmatis untuk memastikan bahwa kondisi wilayah stabil untuk investasinya, karena kita perlu tahu bahwa kawasan Timur Tengah ini memiliki peran yang penting dalam proyek Belt & Road Initiative. Dan juga kalau kita bicara sumber daya energi, energi dependensy atau ketergantungan energi China itu adalah dengan negara-negara Timur Tengah," lanjutnya. 
 


ADIL News