Jul 18, 2023
1 min read
85 views
1 min read

Fokus kepada Hal Yang Penting

Fokus kepada Hal Yang Penting

Di sebuah desa terdapat jembatan yang rusak. Kepala desa beserta warga sepakat untuk memperbaikinya. 

Mereka lalu mempekerjakan satu orang tukang untuk memperbaikinya. Untuk mengawasi si tukang sekaligus membeli kebutuhan bangunan, warga memperkerjakan lagi seseorang sebagai asisten tukang.

Lalu agar kerjasama antara tukang dan asisten tukang berlangsung baik, warga merekrut lagi seorang petugas lapangan.

Kemudian, warga berpikir perlu ada orang yang mengurusi bagian administrasi, maka direkrut lah seorang petugas administrasi.

Kini, mereka berpikir, bahwa karena jumlah pekerjanya cukup banyak, maka perlu ada satu orang yang memimpin mereka semua. Maka diputuskanlah untuk merekrut seorang manajer, yang akan membawahi semuanya.

Setelah proyek berjalan, ternyata anggaran yang diperlukan membengkak. Dana yang diimiliki tidak cukup. Kepala desa dan warga pun mengadakan rapat untuk mendiskusikannya.

Didalam rapat diputuskan, karena tenaga yang dibutuhkan untuk memperbaiki jembatan rusak itu hanyalah tukang bangunan, maka mereka menyepakati untuk memperkerjakan seorang tukang saja, dan memecat semua karyawan lainnya.

Kadang kita juga suka terjerumus dengan hal-hal seperti itu. Kita harus memisahkan mana yang benar-benar penting, mana yang benar-benar perlu kita prioritaskan. Jangan sampai kita lupa mengetahui apa yang sebenarnya dibutuhkan.