Pada suatu hari di di pedalaman hutan, ada seekor burung merak yang angkuh dan sombong. Ia sangat membanggakan dirinya karena memiliki bulu-bulu yang indah.
Keseharian si merak selain mencari makan, ia lebih sering berjalan-jalan untuk menjumpai binatang lainnya, hanya sekedar untuk menyombongkan keindahan yang dimilikinya.
Saat sedang berjalan-jalan di tengah hutan, si merak bertemu dengan seekor bebek, dan seperti biasanya, si merak beraksi dan menyombongkan dirinya.
“Lihat bebek, lihatlah bulu indahku ini. Apakah kau punya bulu-bulu yang indah seperti diriku?”
Si bebek yang tidak suka berdebat hanya berjalan menjauh meninggalkannya. Sesaat kemudian, hinggaplah seekor bangau di sebuah pohon yang dekat si burung merak.
Dan seperti biasa, Merak mulai melakukan aksi sombongnya dengan merentangkan bulunya yang indah di hadapan burung bangau tersebut, lalu berkata: ”Hai bangau, coba kamu lihat sayapku yang indah ini! “Dapatkah kau mengalahkan keindahan buluku ini? Lihat, aku mempunyai bulu dengan warna yang indah bagaikan pelangi, sedangkan bulumu itu, terlihat kusam kelabu seperti debu.”
Si bangau yang merasa diremehkan lalu pergi terbang menjauh.
Merak yang merasa sedikit kesal karena tidak digubris pun melanjutkan acara jalan-jalannya ke arah tepi sungai. Ia merasa lapar, dan berpikir untuk mencari makanan. Matanya segera menangkap bayangan seekor ular kecil di sungai itu, dan dia mengendap-endap berusaha menangkap si ular.
Namun saat dia menerjang ke arah sungai, ia tidak menyangka sungai itu ternyata sungai yang dalam. Merak yang tidak bisa berenang, meronta-ronta di sungai hampir tenggelam.
Saat itulah, tiba-tiba muncullah entah darimana bebek yang tadi dia hina, menarik sayap si merak untuk dibawa ke darat. Namun karena Merak sangat berat, bebek kewalahan dan hampir ikut tenggelam.
Disaat mencekam itu, muncullah bantuan lain dari angkasa. Bangau yang tadi dihina si Merak, mencengkramkan kakinya ke sayap Merak yang satunya, dan bersama-sama dengan si bebek, menarik Merak ke arah darat dengan susah payah.
Sesampainya di darat, ketiganya terengah-engah dan si Merak merasa sangat malu. Kedua hewan yang tadi ia hina, kini muncul sebagai penyelamatnya.
Janganlah kita suka bersikap sombong, karena setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing - masing. Orang-orang yang kita hina, mungkin akan menjadi penyelamat kita di masa depan nanti.