Pada suatu hari, di sebuah hutan yang indah, hiduplah Si Kancil dan Gajah yang sombong. Gajah merasa bahwa dia adalah hewan yang paling hebat dan kuat di hutan. Dia sering menunjukkan kekuatannya di depan hewan-hewan lain dan merendahkan mereka. Si Kancil, di sisi lain, selalu berusaha untuk hidup dengan rendah hati dan selalu berteman dengan semua hewan di hutan.
Suatu hari, Si Kancil bertemu dengan Gajah yang sombong. Gajah dengan bangga memamerkan kekuatannya dan menganggap dirinya sebagai raja hutan. Si Kancil mencoba mengingatkan Gajah tentang pentingnya rendah hati, namun Gajah tidak mendengarkan dan bahkan menantang Kancil untuk bertarung.
Si Kancil dengan cerdik, merencanakan sebuah perangkap untuk menunjukkan kesombongan Gajah. Dia meminta bantuan hewan-hewan lain untuk membantu membuat perangkap dan pada malam hari, perangkap itu siap untuk digunakan. Si Kancil memanggil Gajah dan meyakinkannya untuk mencoba kekuatannya pada perangkap itu.
Setelah Gajah masuk ke dalam perangkap, hewan-hewan lain segera datang untuk membantu. Mereka mencoba melepaskan Gajah dari perangkap itu, tetapi tidak berhasil. Akhirnya, mereka memutuskan untuk meminta bantuan Si Kancil.
Si Kancil dengan cerdik, memberi tahu Gajah bahwa satu-satunya cara untuk keluar dari perangkap itu adalah dengan merendahkan diri dan meminta maaf pada hewan-hewan lain. Setelah banyak pertimbangan, akhirnya Gajah merendahkan diri dan meminta maaf pada hewan-hewan lain.
Hewan-hewan itu dengan cepat membantu Gajah keluar dari perangkap dan memberinya sebuah pelajaran berharga tentang rendah hati dan pentingnya menghargai orang lain. Gajah menyadari kesalahannya dan menjadi rendah hati. Dia meminta maaf pada Si Kancil dan bersumpah untuk tidak menjadi sombong lagi.
Si Kancil dan Gajah menjadi teman yang baik setelah kejadian itu. Mereka bermain bersama dan menikmati keindahan hutan. Gajah belajar bahwa kekuatan hanyalah satu sisi dari kehidupan dan bahwa rendah hati, kerendahan hati dan kebaikan hati jauh lebih penting dalam hidup.
Dari cerita ini, anak-anak akan belajar tentang arti rendah hati dan tidak sombong kepada orang lain. Mereka akan belajar bahwa kekuatan sejati bukanlah tentang memamerkan kekuatan fisik atau kekuasaan, tetapi tentang memiliki hati yang baik dan rendah hati. Itu adalah pelajaran yang berguna untuk semua orang, tidak hanya anak-anak, tetapi juga orang dewasa. (Zumi)