Suatu hari saya sedang berlibur ke rumah kakek di desa. Saya menemukan hal yang menurut saya aneh. Setiap ada tamu, kakek selalu menyuguhkan 2 gelas kopi, satu pahit satu manis.
Akhirnya saya bertanya pada kakek: “Kakek, mengapa kakek selalu menyuguhkan 2 gelas kopi kepada 1 orang tamu?”
Kakek menjelaskan: “Nak, itu sudah menjadi kebiasaan dari jaman dulu, untuk menyuguhkan 2 gelas kopi, satu pahit satu manis.
Nanti, kopi itu akan diminum yang pahit dulu, baru kemudian yang manis.
Maknanya adalah, dalam hidup ini, kita harus merasakan pahit terlebih dulu, baru kemudian kita bisa merasakan nikmatnya rasa manis.”
Kemudian kakek menyiapkan kopi untuk saya, 2 gelas, satu pahit dan satu manis.
Pertama saya meminum yang pahit, dan saat di mulut terasa pahit, segera saya meminum yang manis, dan benar saja rasa manis itu terasa lebih enak, jika diminum saat mulut terasa pahit.
Begitulah kehidupan, kadang kita harus merasakan pahit untuk benar-benar memahami rasa manis.
Kita harus pernah merasakan kehilangan, untuk kemudian benar-benar menghargai apa yang kita miliki.
Kita harus pernah jatuh, untuk memahami indahnya kesuksesan. Kita harus pernah sakit, untuk mensyukuri nikmatnya kesehatan.